Postingan

Menampilkan postingan dari 2012

BEASISWA...OH...BEASISWA (PART II) : APA ITU FULBRIGHT?

Sebagaimana yang telah saya paparkan secara singkat di tulisan saya sebelumnya, Fulbright adalah salah satu yayasan non-profit yang bergerak di bidang pengembangan pendidikan dan bernaung di bawah Departmen of State, Amerika Serikat. Melalui foundation inilah, telah banyak yang mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan studinya atau melaksanakan penelitian di Amerika Serikat. Jumlah tepatnya saya tidak ketahui secara pasti.  Fulbright dipelopori oleh salah seorang senator di kongres AS yang bernama William J. Fulbright pada tahun 1945 dengan tujuan untuk meningkatkan cross-cultural relationship di antara seluruh entitas-entitas di dunia dengan msayarakat di Amerika Serikat. Konsekuensi logis dari tujuan ini adalah setiap grantee Fulbright diharapkan tidak hanya pergi melanjutkan studi di Amerika Serikat, tetapi juga diamanahkan untuk menjadi duta budaya di AS. Dengan kata lain, misalnya saya dari Indonesia, diharapkan dapat memperkenalkan kebudayaan Indonesia kepada masyarak

BEASISWA...OH...BEASISWA (PART I) : SELAYANG PANDANG

Tak bisa dipungkiri bahwa harapan untuk mengenyam pendidikan setinggi-tingginya telah menjadi salah satu harapan terbesar setiap anak manusia. Hal ini didasari oleh anggapan bahwa semakin tinggi pendidikan yang dikecap, maka semakin terjaminlah kehidupan di masa depan. Belum lagi jika kita merujuk kepada firman ALLAH dalam surah Al Mujaadilah ayat 11 yang menyebutkan bahwa ALLAH akan meninggikan orang-orang beriman dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Belum lagi jika kita mencoba menelisik lebih dalam kepada hadis-hadis yang disabdakan Rasulullah SAW. Intinya adalah menuntut ilmu itu adalah hal yang sangat terpuji dan sangat dianjurkan oleh agama ini. Terkait dengan hal itulah, maka berbondong-bondonglah para pembelajar di dunia untuk menuntut ilmu di bumi ALLAH ini. Adalah sebuah hal yang sangat membahagiakan tatkala kesempatan itu datang. Yah...sangat bahagia tentunya.  Namun, ironisnya untuk mengenyam pendidikan di institusi pendidikan resmi –

Maukah Pep Guardiola Melatih Tim Nasional Indonesia?

Sepintas judul di atas cukup provokatif. Yah...bagaimana mungkin seorang pelatih hebat ingin melatih tim yang tidak memiliki prestasi membanggakan? Bagaimana mungkin seorang pelatih yang sangat berkualitas mau untuk menghabiskan waktunya untuk melatih di negeri yang jauh dari kampungnya. Yah...sekali lagi, mungkin judul di atas terlalu provokatif, bahkan terkesan absurd . Akan tetapi, judul di atas sebenarnya muncul ketika ada sebuah pertanyaan yang digulirkan "Sebenarnya apa sih kriteria seorang pelatih hebat itu?" Sebelum kita mendiskusikan hal itu, mari kita melihat beberapa pelatih yang menurut para pecinta sepakbola adalah pelatih kelas kakap. Tak pelak, Pep Guardiola dan Jose Mourinho masih menempati urutan teratas. Selain itu, Carlo Ancelotti, Sir Alex Ferguson, dan Arsene Wenger juga akan masuk hitungan. Belum lagi pelatih-pelatih di Serie A, Massimiliano Allegri dan Antonio Conte yang semakin menunjukkan tajinya. Nama-nama pelatih di atas
ANTARA KOMPETISI EROPA, SPANYOL DAN INDONESIA Beberapa pekan lalu, publik sepakbola dunia seakan telah bisa memprediksi bahwa tahun ini adalah tahun Spanyol. Betapa tidak, jika dilihat kontestan semifinalis kompetisi Eropa, Liga Champions dan Liga Eropa, dari 8 kontestan, 5 di antaranya berasal dari Spanyol. Di Liga Champions, Barcelona dan Real Madrid menjadi 2 momok menakutkan bagi Munchen dan Chelsea. Di Liga Eropa, 3 klub primera, Valencia, Athletic Bilbao, dan Atletico Madrid, akan bersaing dengan satu-satunya tim dari luar Spanyol, Sporting Lisbon. Melihat komposisi ini, wajarlah publik sepakbola dunia berkilah bahwa tidak menutup kemungkinan ke-2 trofi kompetisi Eropa tersebut akan berada di tanah Spanyol untuk tahun ini.  Akan tetapi, perlahan tapi pasti, harapan itu mulai memudar. Pasca kegagalan Barcelona, Real Madrid pun akhirnya mengikuti jejak rival beratnya itu setelah pada pertandingan semalam tim besutan Jose Mourinho itu harus mengakui keunggulan Bayern Muen
SEMUANYA HARUS TERUS BELAJAR  ( Sebuah komentar atas pertandingan semifinal Liga Champions Eropa musim 2011/2012 antara Barcelona dengan Chelsea) Dalam beberapa tahun terakhir, Barcelona FC menjelma menjadi klub yang paling disegani di seantero bumi ini. Hal ini dapat diukur dari trofi yang telah diraihnya. Tidak tanggung-tanggung, dalam reantang 3 tahun terakhir, 13 trofi di berbagai kompetisi telah diraihnya. Kesuksesan ini sangat didukung oleh kualitas pemain-pemainnya yang begitu tokcer ; pelatih yang penuh kharisma; dan dukungan fans yang sangat besar. Akan tetapi, seluruh kesuksesan yang telah direngkuh tersebut tidak mampu menolong Barcelona dari kenyataan pahit bahwa mereka harus kandas di partai semifinal setelah dipaksa kalah agregat 2-3 dari Chelsea. Pada partai yang dihelat di Nou Camp (24 April 2012), Barcelona dituntut harus memenangkan pertandingan dengan selisih minimal 2-0. Saat pertandingan memasuki menit ke-43, harapan itu seakan mendapatkan jalan untuk te

Legowolah, Djohar...!

Malu...! Yah...itulah kata yang paling pas untuk diucapkan oleh rakyat Indonesia melihat hasil pertandingan Kualifikasi Pra Piala Dunia 2014 antara Bahrain Vs Indonesia. Skor yang cukup telak, 10 - 0, telah kembali menurunkan pamor citra sepakbola Indonesia yang 2 tahun terakhir ini perlahan mulai bangkit sejak diarsiteki oleh Alfred Riedl. Hasil ini merupakan hasil terburuk selama PSSI mulai berdiri pada tahun 1930. Sontak para penggila dan pemerhati bola di Indonesia dan dunia, termasuk Rio Ferdinand, menyuarakan keprihatinannya atas kekalahan memalukan ini.  Akan tetapi, kondisi ini ternyata tidak serta-merta menjadi momen introspeksi diri bagi kepengurusan PSSI di bawah komando Djohar Arifin Husin. PSSI boleh saja berkilah bahwa itu adalah "cambuk" (meminjam kata Saleh Mukaddar pada wawancara eksklusif di Metro TV pada 2 Maret 2012) bagi PSSI untuk segera memperbaiki diri. Namun, apakah solusi itu yang paling tepat? Saya yakin tidak. Karena seluruh rakyat Indonesia t

Bagi Yang Ingin Menjadi Anggota Dewan.

Kemarin, 27 Februari 2012, saya mengikuti Dialog Kebangsaan untuk Kemandirian Bangsa yang diadakan di Baruga A. P. Pettarani, Unhas, Makassar. Dialog tersebut dihadiri oleh 4 pembicara nasional dan 1 pembicara lokal. Pembicara nasional tersebut adalah Anis Matta (Wakil Ketua DPR RI FPKS), Akbar Faisal (Anggota DPR RI FHANURA), Din Syamsuddin (Ketua Umum PP Muhammadiyah), dan Jumain Appe (Sekretaris BPPT RI). Sementara itu, pembicara lokal adalah Alwy Rahman (Kepala LEPHAS Unhas). Ke-5 pembicara tersebut tampil terpisah dan membawakan topik dialog yang berbeda pula. Anis Matta (pembicara I) membawakan topik tentang masalah dalam upaya pencapaian kemandirian bangsa; Jumain Appe (pembicara II) berbicara tentang kemandirian energi. Akbar Faisal (Pembicara III) berorasi tentang realita permasalahan hukum dan HAM di Indonesia; Alwy Rahman (Pembicara IV) terkait dengan refleksi 14 tahun reformasi; dan Din Syamsuddin (Pembicara V) mengulas tentang kemandirian bangsa dalam perspektif kenegaraan