Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2013

7 Faktor Penentu Kemenangan Aher-Demiz

Hasil quick count terhadap pilkada Jawa Barat yang dilakukan oleh Indobarometer (melalui website Metro TV) menunjukkan bahwa Aher-Demiz memenangkan pertarungan. Dengan persentase perolehan suara sekitar 32.38%, pasangan ini mengungguli pasangan lainnya. Di posisi ke-2 ada pasangan Rieke-Teten yang memperoleh suara 27.18%. Adapun pasangan dari Partai Demokrat, Dede-Lex hanya berada di peringkat ke-3 dengan persentase pemilih yang memilihnya sebesar 26.09%. Berikutnya ada pasangan Yance-Tatang dengan 12.32% suara. Dan di urutan paling buncit ada pasangan nomor urut 1, Dikdik-Cecep, dengan perolehan suara 2.03%. Sebelum pilkada berlangsung, publik banyak memfokuskan pada 2 pasangan yakni Aher-Demiz dan Dede-Lex. Pasalnya, ke-2 pasangan inilah yang disebut-sebut dalam berbagai survei akan saling menjegal. Belum lagi pencalonan ke-2 pasangan ini sangat dipengaruhi oleh dinamika politik di tingkat nasio

Pertemanan Menjadi Mudah dengan Banyak Membaca

Ini adalah pengalaman saya pribadi. Hipotesanya pun dari saya sendiri. Hehe. Banyak pakar yang menyatakan bahwa komunikasi di awal pertemuan menjadi salah satu pilar penting dalam menjalin hubungan baik dengan siapa saja. Mungkin sederhananya, kesan pertama menjadi tahap awal penilaian apakah pertemuan ini akan dapat dilanjutkan dengan persahabatan yang lebih dalam atau tidak. Terkait dengan hal ini, maka muncul pertanyaan apakah semua orang bisa berlaku seperti hipotesa di atas? Tentu saja. Biar bagaimanapun, setiap orang punya jalan sendiri untuk membuka pertemanan dengan orang lain. Termasuk saya. Bagi saya, akan lebih mudah membangun pertemanan di awal saat kita mencoba keluar dari ranah pribadi kita dengan cara menyinggung tentang daerah atau negara asal kenalan baru kita. Nah , terkait dengan hal itulah, sepertinya salah satu faktor pendukung utama dalam memunculkan suasana apik dalam perjumpaan awal adalah kemampuan kita untuk menyiapkan informasi yang sek

Logika Silogisme Korupsi Partai Demokrat : Ibas Tersangka Selanjutnya

Masih ingat iklan “Katakan Tidak Pada Korupsi” ala Demokrat? Pastinya dong…! Jika sudah lupa, bisa dilihat di sini. Entah ini suatu kebetulan atau bukan, yang pasti, sudah 3 bintang iklannya yang berurusan dengan hukum. Dua masih dalam status tersangka dan seorang lagi sudah mendapatkan vonis 4.5 tahun penjara. Pasca ditetapkannya Anas Urbaningrum sebagai tersangka oleh KPK (22/2/2013), praktis AU mengikuti jejak 2 bintang iklan lainnya yang sebelumnya sudah berurusan dengan KPK yakni Andi Mallarangeng dan Angelina Sondakh. Itu berarti bahwa tinggal beberapa orang lagi dari bintang iklannya yang masih belum kena “kutukan” dari iklan maut tersebut. Lebih jauh, jika dikaitkan dengan “nyanyian” Nazaruddin, maka 3 orang pesakitan di atas ternyata memang sudah disebut-sebut dalam persidangan. Artinya, ada 2 variabel yang bisa diambil dalam hal mengaitkan keterlibatan para bintang iklan yang merangkap politikus itu. Sederhananya, dalam logika matematika, kita menge

Anas ‘Bernyanyi’, Rakyat ‘Berjoget’

Anas akhirnya ditetapkan menjadi tersangka. “Jum’at Keramat” tanggal 22 Februari 2013, KPK melalui juru bicaranya , Johan Budi, menyampaikan bahwa saudara AU (Anas Urbaningrum) telah ditetapkan menjadi tersangka dengan suara bulat dari ke-5 unsur pimpinan KPK. Dugaan yang melekat pada status tersangka AU adalah gratifikasi dalam proyek Hambalang. Penetapan ini tentu mengakhiri segala polemik yang muncul terkait status tersangka yang sudah berjalan lama. Dimulai dari bombardir tuduhan Nazaruddin, isu adanya perpecahan di level pimpinan KPK, pengambilalihan tugas dan fungsi ketum PD oleh Majelis Tinggi sampai kasus teranyar yakni kasus bocornya sprindik AU. Tidak itu saja, status AU ini juga akan berimbas secara linear pada konstalasi politik di internal Partai Demokrat. Gerbong-gerbong AU dari DPD dan DPC pasti akan kehilangan sandaran. Dengan status tersangka, maka sudah seharusnya AU segera

Di Papua, Kita Kalah Lagi!

Sedih. Jengkel. Mungkin 2 kata itu yang sedang merajai hippocampus saya sesaat setelah membaca kabar memilukan di tanah Papua. Sekali lagi kita kalah. Delapan prajurit TNI gugur setelah diberondong peluru-peluru yang dimuntahkan dari senjata milik OPM. Peristiwa ini terulang lagi. Sudah puluhan bahkan mungkin ratusan prajurit kita gugur di bumi Cenderawasih. Selain 2 kata di atas, saya pun sangat gemas dengan apa yang dilakukan petinggi-petinggi pengambil kebijakan di negeri ini. Berapa lagi nyawa prajurit yang harus melayang untuk menunggu keseriusan pemerintah menyikapi masalah Papua ini? Kita semua tahu bahwa anggota OPM menggunakan taktik perang gerilya. Muncul lalu menghilang. Dunia pun mengakui bahwa salah satu strategi perang yang sukar untuk dipadamkan dalan waktu cepat adalah perang gerilya. Apalagi prajurit kita tidak menguasai medan pertempuran. Mengejar ke hutan itu sama sa

Curahan Hati Seorang Gooners

Arsenal…oh…Arsenal. Hmm …sebagai fans berat Arsenal, saya tentu sangat berharap agar pertandingan leg I UEFA Champions League sebentar dapat dimenangkannya. Itu lumrah. Sepelik apapun masalah yang mendera, tetapi jika sudah namanya fans, pasti bakal mendukung tim kesayangannya. Tentu saja lawan yang akan dijamu tim besutan Arsene Wenger ini bukanlah tim kacangan. Siapa sih yang tidak kenal Bayern Munchen. Pemuncak klasemen sementara Bundesliga ini adalah finalis UCL edisi 2011/2012 setelah di partai puncak, tim Jupp Heynckes ini harus mengakui keunggulan Chelsea yang akhirnya menjadi jawara. Frank Ribery, Thomas Mueller, Bastian Schweinseiger, Manuel Neuer, dan Arjen Robben akan mengeluarkan segala kemampuannya demi untuk mencuri poin di Emirates Stadium. Lantas bagaimana dengan Arsenal? Huffs …sebagai fans, saya agak ngeri juga di pertandingan ini. Bukan tanpa alasan, dalam 1 bulan terakhir, Arsenal sangat sukar untuk mendapatkan kemenangan. Beberapa kek

That’s A Good Question!

Kalimat di atas adalah kalimat sederhana yang sering saya dengarkan selama saya berkuliah di Negeri Paman Sam. Sebuah kalimat pendek, namun secara pribadi, saya menilainya memiliki makna yang dalam. Alhamdulillah dengan sokongan beasiswa, saya diberikan kesempatan oleh Allah SWT untuk melanjutkan studi di AS. Sama seperti di Indonesia, dengan format mixed study , kami diharuskan mengambil course dan pada saat yang sama harus pula melakukan penelitian sebagai bahan untuk tesis. Banyak pengalaman menarik yang dapat saya peroleh dari keterlibatan saya dalam perkuliahan. Salah satunya adalah cara para pengajar menghadapi pertanyaan-pertanyaan yang muncul dari mahasiswanya. Tentunya setiap dosen memiliki cara tersendiri dalam menjawab pertanyaan yang diajukan peserta perkuliahan. Namun, apapun perbedaan cara itu, ternyata ada satu kesamaan yang dimiliki oleh para pengajar dalam menjawab pertanyaan mahasiswanya. Apa itu? Setiap akan menjawab pertanyaan, maka sang

Metro = NasDem; TVOne = Golkar; MNC = Hanura; Transcorp???

Akhirnya Hary Tanoesoedibjo (HT) melabuhkan harapannya di Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura). Tepat pada tanggal 17 Februari 2013, HT mengikrarkan diri untuk bergabung dengan partai besutan Wiranto ini. Tak tanggung-tanggung, posisi sebagai ketua Dewan Pertimbangan Hanura langsung ditempatinya. Wiranto dan kader Hanura di seluruh negeri ini pun dibuat sumringah. Paling tidak, ada amunisi baru yang dimiliki Hanura yang akan berjuang di pileg tahun depan. Mungkin sosok HT belum sepopuler beberapa pesohor negeri ini, tetapi kekuatan finansialnya itulah yang akan menjadi amunisi berharga sekaligus darah segar bagi Hanura seperti yang disampaikan Wiranto. Dengan bergabungnya HT ke Hanura, praktis stasiun TV yang bernaung di bawah grup MNC (RCTI, MNC TV dan Global TV) sebagian besar akan menyampaikan pesan-pesan politik Hanura setelah sebelumnya diisi oleh iklan Partai NasDem. Pileg 2014 sudah di depan

Tiki-taka Guardiola Vs Tiki-Taka Villanova : Siapa Kuat!!!

Mungkin ini tulisan basi…! Saat membaca salah satu artikel tentang filosofi sepakbola yang dilakoni oleh para pemain Barcelona, khususnya saat era Pep Guardiola, saya dibuat terkagum-kagum. Paling tidak, ada pendekatan-pendekatan matematis dan psikologis yang coba diaplikasikan dalam strategi ini. Sudah banyak tulisan yang membahas tentang masalah ini. Usai musim 2011/2012, Guardiola akhirnya memutuskan untuk berlibur sementara dari aktivitas kepelatihan. Setelah membesut Barcelona selama 4 tahun dengan capaian 14 trofi, Guardiola ingin mentaktisi rasa bosan dalam melatih dengan vakum sementara. Dalam rentang waktu rehat ini, tak pelak banyak klub-klub kaya sekelas Chelsea, Manchester City dan Manchester United yang mencoba merayunya. Ah …untuk yang ini juga sudah banyak tulisan yang memceritakannya. Sebuah keputusan mengejutkan diambil Guardiola saat mentitahkan bahwa dirinya telah menerima

Politik “Bocor-Bocoran”

Dua pekan terakhir, rakyat Indonesia disuguhi oleh beberapa tontonan yang membuat degup jantung semakin kencang. Entah mengapa, saya pun merasa gemas setengah mati menyaksikan berbagai anomali yang dilakukan oleh para petinggi di republik ini. Bagi sebagian orang, tontonan ini begitu mengasyikkan, tetapi bagi pihak lain justru membuat kening mengernyit. Apa tontonan itu? Apalagi kalo bukan isu bocor… bocor… dan bocor. Yah …beberapa elit sekarang sedang doyan-doyannya main “bocor-bocoran” dokumen yang seharusnya menjadi rahasia rumah tangga sehingga patut dijaga sebaik mungkin. Namun, ini bukan sekedar “bocor-bocoran” biasa, tetapi ini “bocor-bocoran” yang bisa menentukan kelanjutan dan kejelasan nasib orang lain. Apakah selamat dalam menghadapi badai atau justru kalah tersungkur dan menjadi pesakitan. Kebocoran ini tidak hanya terkait kecerobohan, menurut sebagian orang, tetapi ini sudah masuk ranah politik. Artinya, mereka sengaja melakukan aktivitas “memboc

Dilema Sang Guru; Apatisnya Orang Tua

Pada siapakah sebenarnya tanggung jawab terbesar terkait pendidikan anak-anak kita? Guru sebagai tenaga pendidik? Apakah pemerintah, dalam hal ini Kemendikbud, sebagai pengambil kebijakan tertinggi dalam ranah pendidikan di negeri ini? Atau para kepala daerah, bupati dan gubernur, dengan program pendidikan gratisnya? Ataukah tanggung jawab terbesar pendidikan anak ada pada orang tua? Memulai tulisan ini, mari kita jawab pertanyaan di atas. Secara pribadi, saya menilai bahwa pihak yang paling bertanggung jawab terhadap pendidikan anak adalah orang tua. Orang tua menjadi titik sentral dalam penentuan masa depan anak. Tanggung jawab yang dipikul orang tua tidaklah ringan karena harus memikirkan bagaimana sang anak mendapatkan pendidikan yang layak. Orang tua yang apatis terhadap pendidikan anak, maka dia bukanlah orang tua yang baik. Sebaliknya, orang tua yang selalu care dengan edukasi anaknya pasti akan mendapatkan hasil positif dari investasi yang dilakukannya ter

Bersih-bersih Setengah Hati Ala SBY

Akhirnya pertahanan Anas Urbaningrum jebol juga. Segala hak dan kewajiban yang melekat kepadanya dalam kapasitas sebagai ketua umum Partai Demokrat (PD) telah dikebiri. Anas harus merelakan langkah “penyelamatan” partai yang diambil oleh SBY. Anas telah masuk kotak. Dengan alasan yang bagi saya terlalu naif, SBY mengambil alih segala tugas dan fungsi ketua umum dari seorang Anas. Walaupun belum ditetapkan sebagai tersangka, SBY sudah mewanti-wanti Anas agar memfokuskan diri untuk menghadapi segala tuduhan yang dialamatkan padanya, terutama oleh Nazaruddin. Survey yang dirilis Saiful Mujani Research Center (SMRC) - yang menyatakan bahwa suara PD hanya 8% jika pemilu diadakan saat sekarang - menjadi senjata ampuh bagi SBY untuk mendepak Anas dari kursi ketum. SBY dan orang-orang di belakangnya berkeyakinan bahwa elektabilitas PD yang hanya 8% disebabkan oleh citra Anas yang sudah sangat buruk di mata masyarakat. Alhasil, demi menjaga kans PD di pemilu tahun depan,

Masjid dan Saldo Kas Puluhan/Ratusan Juta Rupiah

Seperti yang kita ketahui bersama, sebelum shalat Jum’at dimulai, biasanya pengurus masjid akan membacakan kondisi keuangan masjid tersebut dalam seminggu terakhir. Pemasukan dan pengeluaran mingguan disampaikan secara detail sehingga para jamaah yang selalu menyisihkan rezekinya di kotak amal masjid tersebut bisa mengawasi penggunaan dana amal yang mereka sisihkan itu. Rata-rata setiap masjid yang pernah saya datangi untuk sholat Jum’at memiliki poin-poin pemasukan dan pengeluaran yang sama. Untuk pemasukan, paling banter adalah kotak amal dan sumbangan dari para dermawan. Adapun untuk pengeluaran, biaya rutin seperti uang kebersihan, uang honor pengurus dan penceramah, dan uang perbaikan sarana yang rusak mendominasi laporan pengeluaran kas masjid. Setelah detail lalu lintas keuangan dibacakan, akhirnya pengurus masjid membacakan saldo kas masjid. Nah , di sinilah yang menjadi salah satu perbedaan di antara banyak masjid yang berdiri. Mengapa? Karena ada masjid yan

Anis, Anas, dan Anies

Yah… sosok Anis Matta, Anas Urbaningrum dan Anies Baswedan bagi saya adalah sosok pemimpin muda Indonesia. Selayaknya, tidak pantas saya mencoba membandingkan ke-3 sosok pemimpin muda di atas. Hal ini didasari oleh berbagai macam perbedaan yang dimiliki oleh ke-3 orang tersebut. Lantas mengapa judul tulisan ini terkesan membandingkan? Tanpa menafikkan ratusan bahkan ribuan pemimpin-pemimpin muda Indonesia lain, semisal Abraham Samad dan banyak CEO berprestasi di negeri ini, paling tidak ke-3 orang ini memiliki nama depan yang hampir mirip, sebaya, sedang mengemban tugas sebagai pemimpin di institusi masing-masing dan sedang menjadi trending topic di negara ini. Siapa sih yang tidak kenal Anis Matta ? Mantan sekjen Partai Keadilan Sejahtera (PKS) selama 3 periode ini lahir di Bone, 7 Desember 1968 (45 tahun). Namanya semakin berkibar setelah pada tanggal 1 Februari 2013, tampuk presiden PKS harus diembannya pasca penetapan presiden sebelumnya, Luthfi Hasan Ishaq, seb

Masjid dan Saldo Kas Puluhan/Ratusan Juta Rupiah

Seperti yang kita ketahui bersama, sebelum shalat Jum’at dimulai, biasanya pengurus masjid akan membacakan kondisi keuangan masjid tersebut dalam seminggu terakhir. Pemasukan dan pengeluaran mingguan disampaikan secara detail sehingga para jamaah yang selalu menyisihkan rezekinya di kotak amal masjid tersebut bisa mengawasi penggunaan dana amal yang mereka sisihkan itu. Rata-rata setiap masjid yang pernah saya datangi untuk sholat Jum’at memiliki poin-poin pemasukan dan pengeluaran yang sama. Untuk pemasukan, paling banter adalah kotak amal dan sumbangan dari para dermawan. Adapun untuk pengeluaran, biaya rutin seperti uang kebersihan, uang honor pengurus dan penceramah, dan uang perbaikan sarana yang rusak mendominasi laporan pengeluaran kas masjid. Setelah detail lalu lintas keuangan dibacakan, akhirnya pengurus masjid membacakan saldo kas masjid. Nah , di sinilah yang menjadi salah satu perbedaan di antara banyak masjid yang berdiri. Mengapa? Karena ada masjid yan