Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2013

Nilai Keluar dalam 24 Jam

Salah satu perubahan mendasar yang perlu dilakukan dalam rangka peningkatan kualitas manajemen adalah efisiensi waktu. Waktu yang dihabiskan terlalu lama dalam menyelesaikan suatu pekerjaan pada gilirannya akan menghabiskan sumber daya lainnya yang tersedia. Jika dibiarkan, maka bukan tidak mungkin ketidakpuasan dari pihak-pihak yang terkait dengan pekerjaan yang kita lakukan akan segera bermunculan. Sebagai seorang mahasiswa, salah satu hal yang sering membuat jantung berdebar-debar adalah menunggu waktu pengumuman nilai akhir mata kuliah. Pada saat-saat ini, huruf A, B, C, D, dan E menjadi sesuatu yang ditunggu-tunggu kedatangannya. Mahasiswa yang mendapatkan nilai A akan mengembangkan senyumannya dan dari lisannya terucap, “Alhamdulillah.” Jika nilai B yang diperolehnya, maka senyuman itu masih terlihat indah walaupun dari bibirnya keluar ucapan tambahan, “Alhamdulillah. Nggak apa-apa.” Untuk mahasiswa yang memiliki nilai C, senyuman itu mulai berkurang seraya menarik nafas panjang

Haha, Hihi, Huhu, Hehe, Hoho

Entah bagaimana sejarahnya, 5 kata di atas akhirnya muncul sebagai kata-kata untuk mengekspresikan sesuatu. Uniknya, semuanya hanya memiliki satu konsonan saja “H” ditemani oleh 2 huruf vokal kembar. Lebih unik lagi, konsonan ini bisa melebur dengan seluruh jenis vokal yang ada (a, i, u, e, o) untuk menimbulkan ekspresi tertentu. Sepertinya tidak ada konsonan lain yang bisa mengambil peran konsonan H dalam hal mendeskripsikan ekspresi tertentu. Coba ganti H dengan B. Kita akan mendapatkan: Baba: Ekspresi untuk apaan, nih ? :) Bibi: Ini mah bukan ekspresi, tapi panggilan kepada tante. Bubu: Bingung maknanya apa...! Hehe Bebe: Kalo ditambahin k, mungkin bakal ada artinya. Bobo: Nah, kalo ini sih nama majalah anak-anak zaman baheula. Coba aja ganti lagi dengan konsonan lain. Sepertinya nggak bakal ada yang menyaingi hegemoni huruf H ini. Hehe. Caca, cece, cici, cucu, coco; Dada, dede, didi, dudu, dodo; Yaya, yeye, yuyu, yiyi, yoyo; Zaza, zeze, zuzu, zizi, zozo. Nggak ada yang sepad

UT Akan Bebas Rokok

Gambar
Entah mengapa rokok itu sukar untuk diberantas. Tak mudah memang menghilangkan produk pembunuh yang satu ini. Walaupun menyimpan efek mematikan, tetapi rokok tetap jadi primadona. Katanya, dengan mengisap rokok, kreatifitas akan muncul, masalah bisa terlupakan, termasuk hutang-hutang serasa ikut terbayar. Harus diakui bahwa rokok telah menyerang seluruh sendi-sendi kehidupan. Semua kalangan umur sukses dipreteli oleh produk tembakau ini. Tua, muda, anak-anak, laki-laki, perempuan, semuanya tak ada yang ketinggalan. Semuanya telah dicecoki uap nikotin. Walaupun kampanye tentang bahaya merokok telah dilakukan secara intensif, namun semuanya tak berarti apa-apa bagi sang pecandu. Bagi mereka, urusan maut adalah urusan Tuhan. Rokok tidak menentukan hidup dan mati seseorang. Walhasil, tak ada yang mereka takutkan untuk terus menikmati produk ini. Menyadari kampanye yang tidak efektif, berbagai produk perundangan pun dikeluarkan. Berbagai jenis pelarangan pun ditelurkan. Mulai dari

(Masih) tentang Teknologi

Gambar
Baru saja advisor saya meminta tolong kepada saya untuk sebuah masalah teknis yang berkaitan dengan pengoperasian Excel 2007 di komputernya. Masalah yang dihadapi oleh advisor saya terhitung tidak terlalu rumit. Masalah itu muncul ketika sang advisor ingin menghitung rata-rata nilai mahasiswanya. Saat ingin melakukan hal yang seperti biasa dilakukannya, sang advisor menemui kesulitan. Kesulitan itu terkait dengan “keengganan” Excel untuk mengkalkulasi secara otomatis. Biasanya, setelah kita menghitung satu baris data untuk mendapatkan average-nya, maka untuk baris-baris selanjutnya, kita tinggal menarik average pada baris pertama ke bawah. Hasilnya, baris-baris selanjutnya yang berada di bawah akan menghitung secara otomatis rata-rata dari data masing-masing. Masalah kemudian muncul tatkala advisor saya menyadari bahwa Excel kali ini tidak bisa mengkalkulasi otomatis. Alhasil, beliau harus menghitungnya satu per satu. Hal inilah yang kemudian menjadi alasan, sehingga sang advisor meras

"Kaca yang Berdebu"

Saya termasuk penyuka nasyid. Lirik yang dinyanyikan selalu saja membuat hati menjadi teduh, kadang mesem-mesem, tersinggung, cemburu, tersenyum sendiri, dan kadang wajah pun sampai merona merah. Para munsyid itu seolah tahu caranya meramu kata-kata menjadi sebuah lirik penuh inspirasi yang menohok tepat di jantung. Sore ini, untuk kesekian kalinya saya mendengarkan sebuah nasyid yang sangat indah. Namun, ada yang beda dari nasyid ini. Sangat beda. “Kaca yang Berdebu”. Begitu judulnya. Munsyidnya Maidany. Pertama kali saya mendengarkan nasyid ini, ada rasa “aneh” yang tiba-tiba menyelinap dalam hati. Sebuah rasa yang sulit dijelaskan kata-kata. Nasyid ini sukses mengeksitasi kemunculan rasa itu. Nasyid ini ingin melempangkan sebuah inspirasi tentang jenis hubungan yang harus dibangun antara suami dan istri. Seluruh penggalan liriknya menyimpan makna mendalam yang begitu indah. Sebuah makna yang membuat saya sore ini senyam-senyum sendiri. http://www.youtube.com/watch?v=aZecnsII4gg Ia i

Alarm Kebakaran

Gambar
Siapa sih yang tak takut dengan musibah kebakaran? Siapa sih yang senang jika kediamannya dilalap si jago merah? Siapa sih yang tak bersedih jika melihat jilatan api berkobar menghancurkan huniannya? Yah ...tidak ada satu pun orang normal di dunia ini yang menginginkan musibah ini menghampirinya. Kerugian materiil setiap musibah kebakaran melanda terhitung cukup besar. Bahkan, korban jiwa pun kadang terjadi. Atas dasar inilah, maka muncullah namanya Pemadam Kebakaran. Dalam bahasa Inggris, profesi ini disebut Fire Fighters . Sebagaimana namanya, profesi ini bekerja untuk menjinakkan kobaran api. Dengan pakaian anti panas, pipa penyemprot berukuran besar, mobil pemadam yang meraung-raung, profesi ini selalu bersiap 24 jam karena musibah kebakaran tidak pernah diketahui kapan terjadinya. Tentu saja, mereka yang berprofesi sebagai pemadam kebakaran bukanlah orang sembarangan. Mereka harus memenuhi kriteria tertentu sebelum diterima sebagai bagian dari profesi mulia ini. Mereka harus si

Rileks Sebelum Berjuang

Gambar
Minggu ini adalah minggu terakhir perkuliahan untuk Fall semester . Itu berarti minggu depan semua mahasiswa akan disibukkan oleh bejibun bahan ujian yang harus dipelajari. Tak berbeda dengan di Indonesia, di sini, setiap memasuki waktu ujian, mahasiswa selalu dihantui oleh beban berat. Soal-soal ujian beserta jawaban yang harus diberikan menjadi beban pikiran mahasiswa. Ini adalah hal yang lumrah. Namun, yang membedakan adalah peranan institusi itu sendiri. Institusi selama ini, dalam pengalaman saya, hanya berkutat pada masalah administrasi menjelang ujian, semisal penggandaan soal-soal, pembuatan jadwal mengawas, dan lain-lain. Di sini, tugas institusi tidak hanya sampai di situ. Ada tugas lain yang menjadi tanggung jawab pengambil kebijakan. Tugas itu terkait dengan tanggung jawab institusi untuk menghasilkan suasana ujian yang baik. Mereka paham bahwa sedikit banyak, atmosfer institusi menjadi salah satu faktor yang tidak bisa diabaikan dalam mempengaruhi hasil ujian mahasiswa. Se

Sang Hafidz & Hijab

Gambar
Namanya Anas. Saya tak tahu nama lengkapnya. Saat pertama kali bersua di mushalla kampus, saya berpikir bahwa dia adalah seorang American. Perawakannya yang sedang, berkulit putih, rambut perak, dan hidung mancung seakan mengamini kesan pertama saya itu. Nyatanya, Anas berasal dari Palestina. Anda mungkin sudah bisa menebak topik pertama yang saya lontarkan saat mengetahui bahwa dia dari Palestina. Yup…tentang kebiadaban Israel. Sejak awal pertemuan itu, kami sering bertemu di mushalla saat akan melaksanakan shalat wajib. Pertemuan yang intens itulah yang membuat saya semakin sering terlibat dalam percakapan-percakapan bermacam topik. Anas adalah seorang hafidz. Walaupun dia belum merampungkan 30 juz, namun menurut pengakuannya, dia sudah sampai juz ke-20. “But, some parts have been forgotten,” ungkapnya merendahkan diri. Karena kemampuannya inilah, saat Ramadhan lalu, dia diminta menjadi imam untuk memimpin shalat Tarawih dan Witir di masjid Saad, salah satu masjid terbesar di Toledo.

Rindu Gigitan Nyamuk

Gambar
Negara tropis tentu saja berbeda dengan negara yang terletak di kawasan subtropis. Perbedaan paling mendasar pastilah terkait dengan iklim yang berasosiasi pula dengan cuaca. Di negara tropis, hampir sepanjang tahun, suhu udara lebih hangat karena terletak di jalur garis khatulistiwa.Walaupun musim penghujan, namun suhu udara tetaplah hangat. Tidak perlu mengenakan jaket tebal untuk melawan rasa dingin yang menyerang. Untuk negara-negara subtropis, menurut pengalaman saya, suhu hangat hanya ditemukan selama kurang lebih 3 bulan yakni pada saat musim panas (summer) tiba. Sembilan bulan lainnya, mulai dari musim gugur (fall), musim dingin (winter) dan musim semi (spring), suhu udara cukup dingin, terutama pada saat winter tiba. Hal inilah yang menjadi salah satu tantangan pada saat orang seperti saya, yang notabene lahir dan besar di daerah tropis, bermigrasi ke daerah subtropis. Walaupun begitu, cuaca dingin yang melingkupi kawasan subtropis bukan tanpa keuntungan. Banyak sekali hal pos

Salju & Kebahagiaan 7 Hari

Gambar
Jika ada sesuatu yang ingin sekali disaksikan secara langsung oleh orang-orang tropis yang berkunjung ke daerah subtropis, maka sesuatu itu adalah salju. Butiran halus nan putih itu selalu saja menjadi primadona bagi orang-orang tropis, termasuk saya. Pertama kali menginjakkan kaki di Amerika Serikat, saat itu masih musim gugur. Artinya, sekitar sebulan sampai dua bulan ke depan, salju itu akan berjatuhan dari langit. Begitu kata seorang teman yang telah lebih dahulu berada di sini. Tibalah saatnya salju itu menampakkan dirinya. Perlahan butiran putih itu berjatuhan ke bumi. Sedikit demi sedikit. Kadang berlarian karena tiupan angin. Saya tersenyum sumringah. “Oh, ini toh yang namanya salju,” ucap saya saat itu dengan senyum tersungging. Selama ini, butiran putih seperti kapas itu hanya bisa dilihat lewat televisi. Film-film yang diproduksi di negara-negara subtropis selalu mempertontonkan adegan di bawah guyuran salju. “Indah sekali,” begitu gumamku. Tahun ini, tak tera

Detective Conan Tak Akan Berkutik di Negeri Ini

Gambar
[caption id="attachment_126" align="aligncenter" width="259"] Edogawa Conan a.k.a Shinichi Kudo (www.kaskus.co.id)[/caption] Saya termasuk penyuka serial Detective Conan. Tokoh imajinasi karya Aoyama Gosho ini sudah menjadi favorit saya sejak lama. Entah mengapa rasa suka itu muncul. Yang pasti, serial-serial detektif memang selalu sukses menyita perhatian saya. Nama lengkap Conan adalah Edogawa Conan. Tubuhnya mengecil menjadi sepantar anak kelas 3 Sekolah Dasar karena dipaksa meminum ramuan pengecil tubuh oleh gerombolan Black Organization. Sebelum mengecil, Conan adalah seorang siswa SMA yang bernama Shinichi Kudo yang terkenal memiliki kemampuan analisa luar biasa untuk memecahkan banyak kasus. Setiap menyaksikan serial ini di layar kaca, adrenalin saya selalu saja meninggi. Mungkin karena, sebagai penonton, dipaksa pula untuk berpikir atas kasus yang dihadapi sang Detektif. Mungkin juga karena menyaksikan aksi Conan membongkar kasus-kasus melalui pet