Kuisioner

Presentasi yang saya hadiri beberapa minggu lalu terhitung presentasi rutin yang diadakan 3 kali dalam setahun. Presentasi ini mendeskripsikan kepada kita segala macam hal yang mesti kita persiapkan menuju kelulusan. Dalam beberapa slide, sang presenter, kepala tata usaha graduate school, berupaya mendetailkan segala hal yang menjadi kelengkapan berkas kelulusan.


Selama kurang lebih 1 jam, termasuk sesi tanya jawab, presentasi itu ditutup dengan pengisian kuisioner yang sebelumnya telah dibagikan. Dalam kuisioner itu tercantum beberapa pertanyaan yang terkait dengan pendapat kita terhadap presentasi yang telah dilakukan. Bagaimana menurut Anda presenternya, bagaimana cara penyampaiannya materinya, dan apa pendapat Anda tentang materi yang diberikan, merupakan beberapa contoh pertanyaan yang ada dalam kuisioner tersebut. Dalam kuisioner tersebut juga telah termaktub beberapa pilihan jawaban, semisal excellent, good, not good. Kami, sebagai peserta harus memilih salah satu jawaban tersebut yang diasosiasikan dengan pertanyaan yang ada.




[caption id="attachment_109" align="aligncenter" width="270"]Mari menebar "kuisioner" diri (source: kti-skripsi.net) Mari menebar "kuisioner" diri (source: kti-skripsi.net)[/caption]

Tentu saja, hasil kuisioner ini akan segera dikumpulkan, kemudian dianalisis, dan akhirnya ditarik kesimpulan. Konklusi yang didapatkan tersebut akan menjadi salah satu dasar penting untuk melakukan sebuah perubahan pada aksi-aksi terkait.




[caption id="attachment_110" align="aligncenter" width="300"]Pilihan jawaban yang biasa ada dalam kuisioner (source: www.bincangmedia.wordpress.com) Pilihan jawaban yang biasa ada dalam kuisioner (source: www.bincangmedia.wordpress.com)[/caption]

Hal inilah yang membuat saya dapat mengambil beberapa pelajaran penting.




  • Yang namanya perubahan ke arah lebih baik, tidak perlu memperhatikan waktu baik. Artinya, kapanpun dan dimanapun, kita harus selalu berupaya agar bisa menjadi lebih baik.

  • Untuk berubah menjadi lebih baik, ada banyak cara yang bisa “menegur” kita. Dalam kasus di atas, hanya lewat selembar kertas yang bernama kuisioner itu, kesimpulan yang berujung pada perubahan pun bisa diambil.

  • Walaupun seminar di atas adalah seminar rutin per term, dengan presenter yang sama, tetapi tidak lantas membuat sang presenter menjadi sok terbiasa. Evaluasi dan introspeksi melalui media kuisioner tetap dilakukannya. Kadang karena telah sangat terbiasa, maka kita pun luput melakukan evaluasi.


So, mari kita menebar “kuisioner-kuisioner” kita kepada lingkungan sekitar agar kita bisa menjadi lebih baik.


Salam.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Haha, Hihi, Huhu, Hehe, Hoho

Gagal Terpilih, Antipsikosis Menanti

Tentang Mutasi dan Varian Baru Virus COVID-19